Monday, 19 December 2011

(Masihkah) Buku Adalah Gudang Ilmu?



Masih ingat pepatah lama "Buku adalah gudang ilmu" ? Ya....Saya sebut pepatah lama karena memang saat ini sudah jarang orang yang mau membaca buku. Saat ini internet lebih mendominasi keinginan orang-orang untuk mencari ilmu, menjalin persahabatan dan bahkan bersenang-senang. Segala macam ilmu bisa di dapat di internet, mulai dari agama, politik, teknik, fisika dan bahkan primbon jawa bisa di nikmati dari internet.

Lalu apa kabar buku saat ini?? Seperti hal nya gudang yang merupakan sebuah ruangan di rumah yang jarang di kunjungi oleh anggota keluarga, demikian pula keadaan buku saat ini. Memang tak ada yang mengingkari bahwa ilmu pengetahuan banyak terkandung di dalam sebuah buku, tapi sekali lagi...kurang nya minat baca dan carut marutnya dunia perbukuan membuat buku hanya menjadi barang pajangan di rumah saja.



Saya sendiri dari kecil sudah di tanami budaya membaca buku oleh keluarga. Sejak umur 5 tahun sudah bisa membaca dengan lancar dan alhasil setahun kemudian sudah diperbolehkan berlangganan majalah bobo dan mentari.

Saat remaja, tak kurang akal dengan terbatasnya uang saku maka saya mengalihkan membeli buku baru menjadi membeli buku bekas di area buku bekas Jalan Semarang.

Kembali ke dunia perbukuan Indonesia yang sedang carut marut mulai dari kurang nya minat baca, koleksi perpustakaan yang terbatas hingga kurang nya pengarang yang mampu mengajak orang untuk membeli karyanya.
Padahal, lewat bukulah orang-orang bisa menuliskan pemikiran, menghibur orang, mentransfer ide dan gagasan serta sharing pengetahuan dan teknolgi.

Tapi untunglah saat ini minat membaca mulai membaik dengan hadirnya beberapa pengarang muda yang mampu menarik lagi generasi muda macam Andrea Hirata yang terkenal dengan Tetralogi Laskar Pelanginya dan Raditya Dika dengan kambing jantan nya.
Kehadiran mereka mampu mengangkat kembali minat baca generasi muda terhadap buku dan sastra Indonesia melengkapi pengarang Indonesia lain yang telah lebih dulu eksis seperti Djenar Maesa Ayu, Dewi Lestari, Habiburrahman El Shirazy, Seno Gumira Ajidarma dsb.

Dan tak lupa saya sebut pengarang - pengarang lama favorit saya yang buku mereka masih setia menghuni rak buku sampai sekarang seperti

- Gola Gong (Balada si Roy), mampu sempat membius saya untuk mengikuti jejak si Roy bertraveller keliling Indonesia.
- Hilman Hariwijaya (Lupus dkk), yang menjadi kawan setia selama beberapa tahun selalu saya bawa kemana-mana
- S. Mara Gd (Kasus-kasus pelacakan Daud Hakim dan Trista), satu-satunya pengarang novel detektif Indonesia yang mengambil setting di Kota Surabaya. Betapa bangganya saya membaca Jalan Darmo, Dolly, Jalan Kupang tersemat di buku yang saya baca.
- Gus TF Sakai ( Segi Empat Patah Sisi, Segi Tiga Lepas Kaki)
- Hermawan Kartajaya, yang walaupun bukan seorang pengarang dan penulis yang handal mampu menghadirkan buku MARKETING PLUS, yang mampu membuat saya sedikit mencintai dunia marketing.

Terakhir....Jangan ragu untuk membaca buku apa saja yang anda rasa bermanfaat. Jangan pernah merasa bahwa diri kita selalu pintar. Anggaplah diri kita selalu kurang. Sehingga, kita akan selalu haus akan ilmu pengetahuan.

Buku adalah gudang ilmu. Dan minat membaca anda adalah kunci untuk membuka 'gudang' tersebut. Mari kita buka gudang ilmu, kapan pun dan di mana pun.

5 comments:

  1. mbakbro. . .kasih tips juga buat yang gak suka baca, pasti tmabh top postingannya :D

    yuk, yuk, jangan lupa komen balik :D

    ReplyDelete
  2. @ Novita : Sip mbak bro, nanti saya bikin juga. Thanks atas ide nya.

    ReplyDelete
  3. gimana sih biar suka sama buku sel???

    ReplyDelete