Thursday, 20 October 2016

Hakikat Memaafkan dan Mengikhlaskan

Random again? Because..., why not? Hehe. Hope this random thought won't hurt anyone.

Well, sedikit curhat sih tapi semoga ada manfaatnya lah buat yang baca. Hehe.

Saya sedang membenci.

Dan jujur saya tidak suka. Karena saat sedang benci, jangankan ngobrol sama orangnya, lihat wajahnya dan dengar suaranya saja saya sudah risih duluan. Duh. Pokoknya kelihatan banget lah.

Mungkin benar ya, puncak dari kekecewaan adalah ketidakpedulian. Ga cuma saya aja, temen saya yang sudah kepentok sama temennya pun, sama. Kalau udah kecewa banget, pasti sudah hilang rasa peduli. Iya sih, manusiawi. Tapi, iya kah manusiawi? Benarkah ketidakpedulian dan kebencian adalah kebutuhan kita sebagai manusia?

Mungkin saja, pada awalnya. Rasanya enak banget tidak berinteraksi dengan orang yang bikin hati jengkel. Tetapi pada akhirnya toh tidak ada yang tertinggal selain rasa benci yang semakin tumbuh dan justru mengganggu. Nggak akan kita dapat ketenangan hati kalau rasa benci itu sendiri masih ada di sana. Sudah diganggu orang lain, sekarang diganggu rasa benci, ga enak banget gitu hidupnya.

So? Kalau hati disakiti orang lain, lebih baik memaafkan dan melupakan kan? Karena selama ini, semakin saya membenci, justru saya semakin belajar bahwa memaafkan dan mengikhlaskan itu sebenarnya bukan buat orang lain. Bukan untuk kebahagiaan orang lain. Lalu buat siapa? Ya buat kita sendiri. Buat ketenangan hati sendiri. Ibarat storage, jangan biarkan hati menyimpan file-file ga penting yang bisa bikin penuh dan ga bisa menerima file yang justru penting. Buat apa menyimpan kesalahan orang lain kalau itu bikin kita ga peka untuk bisa menerima kebahagiaan yang diberikan orang lain, ya kan?

“ Keutamaan yang paling utama adalah kamu menyambung orang yang telah memutusmu, kamu memberi orang yang tidak pernah memberimu dan mememaafkan orang yang mencelamu “. (HR Ahmad No – 15065)

Jogja, 23 Oktober 2016.
Bye Jogja, nitip benci yang aku tinggal di sana ya. Semoga tenggelam oleh keindahan kotamu ^^

Friday, 23 September 2016

Random #3 : Kamu

Hai, apa kabar? Semoga engkau selalu baik dan sehat.

Sudah lama sekali aku tak menulis tentangmu. Tentang mimpi-mimpi yang dahulu begitu sering kuukir. Sendiri. Sembari berharap kita adalah pasangan se-visi, sehingga tak perlu banyak negosiasi tentang apa yang akan kita cita-citakan nanti.

Maafkan aku yang sering melupakanmu akhir-akhir ini. Melupakan bahwa ada hati yang harus kujaga melebihi milikku sendiri, karena sekarang atau nanti, engkau adalah kehormatan yang harus ku bela mati.

Maafkan aku yang selalu bermain-main dengan mereka yang lain. Aku yang selalu terlalu dini dalam menyimpulkan mereka adalah kamu. Hingga akhirnya mereka bisa menyelip luka pada hatiku yang menganga. Atau mungkinkah kamu disana, yang selalu memohon agar aku patah pada orang yang salah?

Tak mengapa, syukurlah.

Jika tak begitu, mana mungkin aku bisa selalu mengingatmu? Karena saat seseorang menyakiti hatiku, saat itu lah aku pasti  merasa rindu-rindunya padamu.

Apa di sana kau juga sama?

Semoga tak kau temui patah karena engkau tak pernah tergoda pada orang yang salah. Maafkan kekasihmu yang terlalu sibuk mencari sosokmu hingga ia lupa apa arti menunggu yang sesungguhnya.

Selamat malam, wahai nama yang masih menjadi rahasiaNya. Semoga kali ini kau jumpai aku dalam sepertiga malammu.

Sunday, 3 July 2016

Chocochips Cookies / Goodtime-like Cookies

Assalamualaikum!

Alhamdulillah sudah share enam resep kukis, dan ini yang terakhiiiir! Seneng deh kalau bisa share gini, terlepas dari ada tidaknya yang baca hehe. At least bermanfaat untuk saya sendiri yang malesnya naudzubillah kalau disuruh nulis resep di buku. Ya gini kalau udah backgroundnya IT, di kampus jarang nulis tangan, akhirnya lebih terbiasa dan lebih suka ketik-ketik. Jangan ditiru yaa malesnya, hehe.


Good time-like cookies!

Sengaja saya post di akhir karena ini kukis special banget buat saya. Kenapa? Karena resepnya dari saya sendiri dan bapak sukaaaaaa! Asli deh, tiada yang lebih membahagiakan daripada masakan saya disukain keluarga :”

Beberapa hari berlalu sejak bikin kukisnya, kok tiba-tiba isi toplesnya menyusut secara drastis. Saya kaget dong, karena pas pertama bikin, agak semi-failed karena cookies saya terlalu keras (walau tetep enak rasanya). Setelah saya usut, ternyata bapak ngaku sendiri sambil senyum-senyum, kalau suka nyemilin pas malam. Hahaha. Selain itu, adek saya juga doyan. Heran banget dia karena kukisnya berasa susu padahal ngga pakai susu. Tararara, emang the power of butter enak kali dek!

Ohya, kalau dari segi bentuk ngga mirip ya dengan si goodtime, hehe. Saya sih pengen miripin crunchy sama rasanya. Kalau dari tekstur, saya memang pengen yang ngga rapi-mulus gitu kukisnya. Makanya pas mencetak juga asal hehe. 

Kue Kering Kacang Mede

Assalamualaikum!

Mede atau mente atau mete atau apa sih itu sebutan resminya? Itu lah yang enak enak ituuuuh. Kacang mente/mede ini primadona banget di keluarga saya. Rasanya enak gurih, ada manis-manisnya. Intinya, enak hehe. Nah, kali ini, Ibu menyarankan saya untuk bikin kukis mede ini.


Ceritanya, tiba-tiba ada resep kue kering kacang mede di buku resep Ibu. Ibu sendiri ngga tau ini dapat darimana. Padahal tulisan tangannya tergolong baru, nah loh. Rasa kukisnya enak, gurih banget dan pas manisnya. Iyalah, bahan dasarnya aja sudah enak. Seminggu berlalu, tinggal sepertiga toples tersisa, dan seperti si choco-cheese cookies, rencananya kukis ini tidak diproduksi lagi di rumah saya untuk lebaran besok karena mentenya terbatas dan mau digoreng sama Ibu saya.

Buat saya, kukis ini agak berat diongkos, mentenya mahal, butternya mahal, abisnya cepet, sedih sih dikit heheh. Tapi untuk sesekali coba bikin dan diberikan pada orang tersayang sih no problem, senyum mereka dan kepuasan hati kita toh lebih mahal dari apapun. Ya ngga? *wink*

Choco Cheese Cookies

Assalamualaikum!

Alhamdulillah sudah sampai share resep ke lima. Tangan sudah linu-linu nih entah karena dari kemarin ikutan ibu belanja dan bawa barang berat atau karena ngetik resep hehehe.

Kali ini mau share resep choco-cheese cookies! Resep asli dari sahabat saya, Adzhani, yang istriable banget, pinter masak dan pintaaar! Halo mbak Adz, I am your biggest fans! *yakali bakal dibaca juga sama doi*


Ini kukis asli uenaaak. Fav saya dan adek. Hampir ludes dalam waktu seminggu. Masih ada satu toples kecil yang dieman-eman banget karena gak mau enaknya hilang begitu aja hehe. Sementara ibu dan bapak saya kurang suka.

Resep asli dari Adz bisa diakses disini. Sedangkan versi saya, masih sama, versi hemat! Hahaha, maaf mba Adz, aku ganti-ganti resepnya dan disesuaikan dengan budget, karena kukis yang kubikin Ramadhan kali ini banyak bangeeeet. Tapi hasilnya tetep enak koook. Ngga kebayang deh gimana kalau sahabat saya yang bikin, ugh, pasti muantap. Okedeh, saya share resep dari mbak Adz dan kasih catatan versi saya yaa!

Kue Lidah Kucing

Assalamualaikum!

Bismillah, udah mulai ngga semangat nulis, padahal masih pengen sharing empat resep lagi. Ngga pernah nulis, sekalinya nulis langsung tujuh resep. Kram jari adek bang. Tapi demi cewek-cewek calon kesayangan mas (nya masing-masing), saya rela tetep nulis resep! *Kaya pasti ada yang baca aja, hehe.*


Okeys, kali ini, share kukis yang susah-susah gampang bikinnya. Bikinnya gampang, cetaknya itu loh yang susah. Hasilnya ngga mesti bagus. Karena itu, saya cuma punya satu foto aja, dia ngga photogenic sih. Yippie…Kukis Lidah Kucing! Entah kenapa dinamakan lidah kucing, bentuknya ga mirip-mirip banget sama lidah kucing juga hahaha.

Ngomong-ngomong, kenapa saya bilang cetaknya susah? Karena sebenarnya di rumah ngga ada cetakan kukis ini. Yaiyalah, pantesan susah Sellaaaa! Heheh ^^. Karena kukis ini selalu untuk konsumsi pribadi (hampir ga pernah disuguhkan ke tamu) jadi ya ngga kebeli deh cetakannya. Walau bentuknya ngga cantik, rasanya enak, manis gurih gitu. Dan tersenyumlah untuk mbak-mbak yang efisien seperti saya *pret* karena kukis ini pakai putih teluuur! Seneng kan, hampir semua kue lebaran memakai kuning telur dan menyisakan putihnya, kali ini kita bisa manfaatkan putihnya buat bikin si lidah kucing ini. Yuuuuk!

Kue Kering Mawar (Cookies Mawar-Mawaran)

Assalamualaikum!

Uh, tumben si Sella semangat banget nulis ya hahaha. Saya mau share resep cookies kesukaan Bapak saya, keluarga sih biasa menyebutnya mawar-mawaran. Tapi nama resminya mungkin kue semprit mawar atau kue kering mawar kali ya hoho. Kukis ini manis legit dan wangi, tipikal kukis yang sebenernya saya kurang suka karena gurihnya minim. Tapi tetep enak sih rasanya.

Dari semua kukis, si mawar ini yang fotonya paling banyak loh! Dia photogenic banget, nyenengin pokoknya, apalagi saya emang dasarnya penyuka bunga hihi.



Resepnya masih sama, saya dapat dari Ibu. Kali ini masih anti ribet untuk bahannya, dan perlu telaten ketika mencetak. Sebenarnya mudah, tapi mengawalinya itu loh yang kadang susah. Pepatah bisa karena biasa berlaku banget ketika bikin kukis ini. Kalau sudah terbiasa pegang spuit dan nyetak, sambil merem aja bisa! *hehe engga ding*.

Kaastengel

Assalamualaikum!

Cookies kedua Ramadhan tahun ini, yaitu… kaastengel! Sama seperti nastar (resep disini), kaastengel juga selalu ada di rumah saya ketika lebaran dan selalu home made from miss+mrs wahyudi’s kitchen (halah).


Setiap kali baking cookies, tugas saya gak jauh-jauh dari menakar adonan-mencetak, dan selalu mengoven (ga ada yang telaten pegang oven tangkring di rumah hehe). Sedangkan untuk hiasan, selalu dipegang sama adek saya, termasuk kaastengel kali ini. That’s why kenapa kaastengel saya kejunya gak bisa santai, she loves cheese so damnly much! Haha.


Oke, diusahakan ngga banyak prolog yak karena masih banyak resep yang belum ditulis hihi. Resep kaastengel ini saya dapat dari ibu saya. Bikinnya mudah dan ngga seribet si gurih-legit nastar, dan kabar baiknya, insya Allah anti gagal (asal nurut resep sih).

Nastar

Assalamualaikum,

Hore.. Alhamdulillah bisa sambang blog lagi *setelah sekian lama ya*. Apa kabar puasanya hari ini teman-temaan? Semoga selalu dimudahkan olehNya, aamiin. Lebaran sebentar lagi nih, sudah beli kue lebaran belum? Kalau saya sih Alhamdulillah, kemarin sempat baking cookies juga. Yeay! Setelah sekian minggu ngelembur di kantor, akhirnya mulai minggu kemarin free di rumah dan bisa balas dendam nge-me-time. Hehehe.

Ramadhan kali ini saya (dan ibu dan adik) baking tujuh macam kukis loh. Tapi dua macam kukis sudah ludes termakan (dalam seminggu doang!) dan saya belum ada rencana untuk bikin lagi atas nama penghematan! Hehehehe. Sementara beberapa macam lainnya juga sudah menipis dan sudah bikin lagi kemarin.


Sesuai judul, yang akan saya review pertama adalah Ananas-tart aka nastar. Cookies yang kepopuleran dan eksistensinya tidak diragukan lagi, jadi tiap bikin kue lebaran pastilah bikin kue ini. Resepnya engga ribet, bahan mudah didapat, minusnya di cara bikin yang, uh, butuh ketelatenan ekstra (apalagi kalau dicetak yang aneh-aneh). Bikinnya agak njlimet, pas makan lahap tau-tau habis dalam sekejap. Sakitnya tuh disini (nunjuk dompet).

Resep nastar ini saya dapat dari Ibu saya, entah beliau dapat darimana karena Ibu sendiri lupa. Versi dapur rumah saya mungkin bukan yang terbaik, tapi insya Allah enaaak. Apalagi kalau pakai bahan premium macem keju dan butter yang enak (dan mahal pastinya). Ini juga sih alasan saya nggak terima PO kukis lebaran (karena kemarin banyak yang nanyain). Saya itu sungkan jual dengan harga tinggi, sementara bahan yang dipakai yang enak , dan yang enak tuh mahal hiks.


Seperti biasa, sharing kali ini saya lengkapi dengan catatan ala saya ya. Dalam beberapa kali baking nastar, aseli banyak suka duka nya, Alhamduillah artinya banyak pelajaran yang bisa diambil. Okeys, berikut resepnya.

Friday, 15 April 2016

Alhamdulillah, Hujan

Assalamualaikum :)

Apa kabar temen-temen, yang kebetulan kesasar di blog saya? Hehe.
Alhamdulillah, hari ini Surabaya hujan deras. Hujan di hari jumat yang semoga membawa berkah bagi warga Surabaya. Tulisan kali ini akan diawali curhat sedikit ya, biar bisa nyambung ke 'fase' pengambilan hikmahnya. Kalau nggak sabar, bisa langsung menuju akhir postingan.

Ceritanya, Surabaya sudah diguyur hujan dari sekitar pukul 1 malam, deras dan nggak berhenti sampai pukul 6 pagi. Kemudian dilanjut hujan deras-enggak-deras-enggak sampai siang hari. Alhasil Surabaya dilanda banjir di beberapa titik kota yang mengakibatkan macet dimana-mana. Sedihnya, rute sepanjang rumah saya ke kantor melewati beberapa titik banjir tersebut. Ditambah lagi, rute angkot yang saya naiki lewat jalan tol. Tau sendiri kan, tol kalau udah macet cuma bisa nunggu keajaiban Allah biar bisa jalan lancar :) Selain itu, saya sempat diturunkan ditengah jalan sama Bapak angkot (nggak literally ditengah jalan sih haha) dan akhirnya saya bersama ibu-ibu jalan menyusuri banjir kira-kira sejauh 500m untuk mencari angkutan yang lain.

Berangkat ke kantor pukul tujuh pagi dan sampai di kantor sekitar pukul setengah 12 siang dengan kondisi awut-awutan. Kemeja lembab banget, rok dan legging bagian bawah basah. Capek? Iya banget. Sedih? Tetep hepi dooong! Bahkan salah satu temen di kantor pun bilang saya tetep riang. Hehe.

Alhamdulillah.

Bagaimanapun diratapi, hujan adalah nikmat dariNya. Sepanjang perjalanan, saya sempatkan bersyukur walau kaki udah nano-nano rasanya. Bukan sok alim atau apa ya, kalau kita ditimpa ujian kecil macem gini lalu mengeluh, capeknya bakal kerasa dimana-mana. Sudah fisik capek, hati juga capek. Kalau fisik capek tapi hatinya tetap sehat, insya Allah sehat fisik akan datang dengan sendirinya. Nah kalau dua-dua nya capek, fisik bisa jadi semakin down. Ya ngga?

Lagi pula, hujan itu berkah loh. Salah satu waktu terbaik untuk berdoa adalah ketika hujan.
Maka dari itu, alih-alih mengutuk keadaan, sepanjang perjalanan saya justru berusaha mengambil hikmah atas ujian super ringan yang saya hadapi.

  • Allah masih memberi hambanya salah satu kebutuhan penting dalam hidup, yaitu air.
  • Ketika orang lain mengira waktu saya banyak terbuang di perjalanan, saat itu justru saya merasa diberi 'me-time' cuma-cuma untuk merenungi segala kuasa dan kehendakNya.
  • Bisa beramah-tamah dengan orang asing karena merasa senasib. Akhirnya timbullah jalinan silaturahmi pada hamba Allah yang lain dan berbagai pelajaran baru tentang habluminannas.
  • Banjir? Adalah teguran kecil untuk kita. Banjir adalah salah satu bentuk cerminan bagaimana manusia memperlakukan bumi Allah. Sekaligus mengingatkan saya kembali : jangan buang sampah sembarangan. Alhamdulillah Allah masih sudi mengingatkan.
  • Yang paling penting, adalah melatih kesabaran. Alhamdulillah Allah memberikan saya latihan kesabaran ini cuma-cuma. Yang artinya, jika saya lolos, kadar sabar saya akan naik level bukan? *ya semoga lolos aja*
  • Daaaan, bonusnya, nyampe kantor langsung bikin kopi. Karena badan rasanya dingin semua, maka kopi hangat rasanya sesederhana surga dunia (halah). Alhamdulillah yah :') 


Ada lagi? Banyak. Banyak sekali hikmah lainnya yang lebih bersifat personal. Karena itu, jika ditimpa masalah-masalah sepele, semoga kita bisa tetap bersyukur dan melihat kebaikan dibaliknya ya..

Tulisan ini sebetulnya diperuntukkan untuk saya sendiri. Saya mudah lalai. Sering kufur nikmat. Harapannya, jika saya share di blog (walau mungkin nggak ada yang baca) saya jadi punya beban moral yang harus saya tunaikan. Masa tulisan isinya mengajak kebaikan, tapi diri sendiri nggak mraktekin kan ya?

Jadi?
Kaki lagi pegel? Alhamdulillah artinya masih punya kaki.
Lelah kuliah? Alhamdulillah bisa kuliah diantara banyak saudara kita yang putus sekolah.
Kena macet? Alhamdulillah bisa melatih rasa sabar cuma-cuma.

Alhamdulillah, begitu banyak hal yang bisa kita syukuri dibalik ujian-ujian ringan dariNya bukan?

Semoga bermanfaat dan selamat bersyukur.
Wassalamualaikum.

Wednesday, 9 March 2016

Triple Choco Brownies

Assalamualaikum.

Hore, baking again!
Yuhuu, hari minggu kemarin saya bikin brownies lagi dan kali ini buat acara arisannya Bapak. Bapak sendiri yang rikues loh hehe.


Bikin brownies kali ini diwarnai dengan kekurangan bahan hahaha. Ceritanya, saya cuma punya satu kemasan coklat blok (DCC, 250gr) dan diminta Bapak untuk bikin dua resep. Setelah cari (merk kesukaan) kemana-mana, hasilnya nihil. Sebenernya ada sih subtitutnya, tapi setelah cari, ga ada juga ternyata, di beberapa tbk dekat rumah cuma sisa coklat blok yang ga terlalu disuka. Ga jadi dibeli karena takut gak enak dan serik di tenggorokan. Akhirnya dibantu cari sama Ibu, dan taraaaa... Beliau pulang-pulang bawa coklat blok merk favorit. Tapi....yang varian coklat susu. Hahahaha. Kata Ibu, daripada gak ada, pakai itu aja dah. Yasudah. Pasrah aja lah wong waktunya mepet. rasanya sih jelas beda, kurang mantab dan kurang brownies bangets. Tapi not bad sih.


Ohya, untuk brownies ini, saya sudah pernah ngasih tester ke beberapa orang, ke temen-temen kantor dan ke seorang temen (yang akhirnya dimakan rame-rame sama temen kantornya). Daaaaan, sebagian besar pada bilang enak *alhamdulillah yah*. Ada sih beberapa masukan, ada yang bilang coklatnya terlalu pekat, dan sebaliknya, ada juga yang bilang kurang coklat. Tapi itu sih masalah selera kan ya, saya tentunya gak bisa menyenangkan hati semua orang, hehe.

Pizza!


Assalamualaikum.

Baru kali ini deh sehari posting lebih dari sekali. Karena banyak banget explore resep ketika weekend-weekend kemarin tapi terkendala posting karena laptop rusak dan di kantor ngga ada akses internet untuk buka blogger. Iyah, ngga salah ketik kok. Hahaha.



Alhamdulillah, minggu kemarin kembali bikin.... Pizza. Hehehe. Sudah nggak keitung berapa kali saya bikin pizza semenjak bisa bikin sendiri *ceilah*. Dan setelah sekian kali bikin, toh Alhamdulillah orang rumah nggak pernah bosan, selalu habis dimakan.

Rasanya?

Gak bisa dibilang akan menandingi si fenomenal Pizza H** sih, tapi juga nggak kalah enak kok. Malah bisa custom sendiri  sesuai selera, mau rotinya dibikin thin crust atau yang agak tebelan, mau toppingnya full daging, atau sayuran, atau mix. Semua tentu bisa diatur sesuai selera dan mood.


Bukan bermaksud sombong, tapi aseli deh, bikin Pizza ternyata nggak sesulit yang saya bayangkan sebelumnya. Yang sudah pada tau resep dan cara bikinnya, pasti deh mikir, ‘ealah, ternyata gitu doang?’. Ya walaupun ada sih, part yang biasanya kurang disukai ibu-ibu : nguleni adonan, hahaha. Tapi hal itu bisa diatasi dengan cara bikin adonan untuk satu roti pizza aja a.k.a nggak usah terlalu banyak bikin adonan. Saat saya search resep, kebanyakan food blogger memang sharing resep adonan untuk beberapa roti, biasanya untuk 2-4 roti. Kebayang sih, pegelnya nguleni adonan banyak begitu. Makanya, saat pertama kali saya coba bikin, saya langsung bikin untuk satu roti saja. Akhirnya resep dari sana-sini  saya mix and match sesuai selera dan feeling *duh ibuk-ibuk sekali ya*.

Risol Mayo a.k.a American Risoles

Assalamualaikum,

Kira-kira dua bulan lalu,saya mulai eksperimen bikin risol mayo atau yang lebih popular dengan American risoles / Amris di kalangan food blogger. Sejauh ini udah bikin tiga kali, yang pertama bikin untuk keluarga, yang kedua saya terima pesanan dari (ehem) sahabat saya Hippo, yang ke-tiga (niatnya) bikin untuk teman  kantor tapi dicemilin juga sama orang rumah, jadinya cuma bawa sedikit. Daaan, bad newsnya, setiap kali bikin nggak sempet ngefoto yang proper. Alhasil pada postingan ini pun cuma satu foto yang saya upload, karena memang nggak sempet foto-foto cantik, keburu abis dimakan hehe, alhamdulillah. InsyaAllah foto akan segera diupdate kalau bikin risol lagi yah.. ^^


Bagian paling sulit dari bikin amris ini adalah ketika bikin kulitnya. Susah-susah-gampang penuh kemanjaan. Masaknya pakai api kecil, dicetak di wajan anti lengket setipis mungkin. Awalnya sih saya gak bisa, diambil alih oleh ibu untuk bagian ini. Memang ya, jam terbang tinggi itu juga pengaruh :” tapi justru itu yang bikin semangat untuk belajar lebih lagi. Setelah mencoba dan gagal beberapa kali (kulit nggak tipis, berlubang, sobek) akhirnya saya tau trik-triknya biar kulit bisa mulus kinyis-kinyis cantik jelita, seperti biasa, akan saya share pada catatan di akhir resep yah.

Ok girls, here is the recipe. Give it a try and you will have your yummy risol made by your very own hands, and of course, lots of love. Elaah. hehe.

Tuesday, 1 March 2016

Kue Lumpur Labu Kuning

Assalamualaikum,
 
Alhamdulillah bisa nulis lagi. Kali ini jarang buka blog bukan karena males, tapi karena laptop rusak dan baru selesai dibenerin *kaya ada yang nunggu update an aja sel*.


Beberapa waktu lalu, tepatnya hampir empat bulan yang lalu (lama amat haha), ada stok labu kuning Cinderella di lemari es, oleh-oleh dari saudara Jombang yang main ke rumah. Ibu sudah bikin kolak, dibagi-bagi ke tetangga juga sudah, tapi masih banyak banget stok labu di rumah. Akhirnya saya browsing cari inspirasi resep labu kuning, dan pilihan eksperimen waktu itu adalah Kue Lumpur Labu Kuning. Sounds legit, right?

Sunday, 7 February 2016

Jodoh (?)



Assalamualaikum.
Apa kabar semuanya?

Alhamdulillah setelah sekian lama ngga ngeblog, akhirnya bisa kembali posting lagi. Tulisan lama sih sebenernya, hasil galauan di akhir tahun 2014 yang selama ini cuma disimpen di draft dan nggak pede tiap mau posting. Tapi gara-gara minggu ini terserang virus-merah-jambu (lagi-lagi), akhirnya saya baca-baca lagi dan ternyata isinya cukup menghibur setidaknya untuk saya sendiri.

***

Di usia dua puluhan, ngomongin jodoh ternyata bukan lagi hal yang tabu ya? Apalagi di kalangan perempuan yang masih setuju bahwa usia nikah mereka lebih muda daripada usia nikah laki-laki. Atau buat perempuan yang ingin menyegerakan menikah. Topik seputar jodoh dan pernikahan adalah hal yang selalu menarik untuk dibicarakan.

Di usia seperti ini, memang udah bukan waktunya pacaran ala anak sekolahan yang masih samar-samar arahnya mau kemana. Setiap keputusan yang diambil seharusnya sudah dipikirkan juga jangka panjangnya. Mungkin karena itu juga, teman-teman saya justru banyak yang single di usia dua puluhan. Ada yang memang ingin fokus kuliah atau berkarir dulu. Ada juga yang memang nggak mau pacaran main-main, maunya diseriusin dan langsung nikah, tapi belum nemu orang yang tepat, yang ini saya banget.

Tapi sekeras-kerasnya perempuan menahan diri dan mematuhi prinsip-prinsipnya, semandiri dan sekuat apapun, pasti ada saatnya dia rindu pada sosok yang bisa melindungi, menyayangi, dan menjaganya. Kalau rasa rindu itu udah datang, bawaannya pengen cepet-cepet ketemu jodoh gitu kan? Apalagi buat mereka yang ingin menikah muda, waktu penantiannya pasti kerasa banget. Dijamin ngga bakal sanggup deh menanti 12 tahun kaya mbak Cinta AADC hehe.