Assalamualaikum.
Hore, baking again!
Yuhuu, hari minggu kemarin saya bikin brownies lagi dan kali ini buat acara arisannya Bapak. Bapak sendiri yang rikues loh hehe.
Bikin brownies kali ini diwarnai dengan kekurangan bahan hahaha. Ceritanya, saya cuma punya satu kemasan coklat blok (DCC, 250gr) dan diminta Bapak untuk bikin dua resep. Setelah cari (merk kesukaan) kemana-mana, hasilnya nihil. Sebenernya ada sih subtitutnya, tapi setelah cari, ga ada juga ternyata, di beberapa tbk dekat rumah cuma sisa coklat blok yang ga terlalu disuka. Ga jadi dibeli karena takut gak enak dan serik di tenggorokan. Akhirnya dibantu cari sama Ibu, dan taraaaa... Beliau pulang-pulang bawa coklat blok merk favorit. Tapi....yang varian coklat susu. Hahahaha. Kata Ibu, daripada gak ada, pakai itu aja dah. Yasudah. Pasrah aja lah wong waktunya mepet. rasanya sih jelas beda, kurang mantab dan kurang brownies bangets. Tapi not bad sih.
Ohya, untuk brownies ini, saya sudah pernah ngasih tester ke beberapa orang, ke temen-temen kantor dan ke seorang temen (yang akhirnya dimakan rame-rame sama temen kantornya). Daaaaan, sebagian besar pada bilang enak *alhamdulillah yah*. Ada sih beberapa masukan, ada yang bilang coklatnya terlalu pekat, dan sebaliknya, ada juga yang bilang kurang coklat. Tapi itu sih masalah selera kan ya, saya tentunya gak bisa menyenangkan hati semua orang, hehe.
Dari review teman-teman dan keluarga, kayanya cocok di lidah semua orang. Jadi resep ini bakal jadi andalan :3 Resepnya sendiri saya dapat dari sahabat saya, si jago masak, Adzhani. Dari postingannya di *sini* kayanya ini resep asalnya dari bunda Nina (salah satu foodblogger fav saya juga). Tapi beberapa sudah saya modif sesuai selera sih. Salah satunya, selama ini saya nggak pakai chocochips baik untuk isian maupun topping.
Lho, namanya nggak jadi triple choco brownies dong?
Ah, saya mah sealiran sama Shakespeare. Apalah arti sebuah nama #eh. Hehe, nggak gitu juga kok. Ceritanya, pas pertama kali bikin, lagi nggak ada stok chocochips, alhasil pakai bahan seadanya dan ternyata cocok aja sama resep itu. Selain itu, saya tipe orang yang sukaaa banget coklat, tapi gampang pusing kalau makan coklat terlalu banyak. Akhirnya saya hilangin chocochips dan kurangin tepungnya (awalnya, nurut sama si Adz, karena bikinan doi kebanyakan tepung, katanya)
Nah, untuk topping, saya ganti dengan irisan kenari. Jadi ada gurih-gurihnya gituh :3
Resep brownies ini mudah banget dan hasilnya pasti enyaaaak, juga insya Allah anti gagal. Ah ya, buat yang ga punya oven bersuhu dan ber-timer, jangan sedih. Saya juga masih pakai oven tangkring (otang), jadi saya bakal banyak share tips juga ;) Baiklah, berikut resep versi saya ya :
Bahan :
- 6 butir telur
- 300 gr gula pasir
- 250 gr gula palem
- 1 sdt vanila bubuk
- 300 gr terigu protein sedang, ayak (ex. segitiga biru. resep asli pakai 400gr)
- 250 gr Dark Cooking Chocolate (DCC), lelehkan
- 45 gr coklat bubuk
- 1 sdt baking powder
- 1 sdt baking soda
- 250 ml minyak goreng
- Chocochip secukupnya (saya tidak pakai)
- Opsional : 50 gr kenari untuk topping
Cara membuat :
- Panaskan oven 190'C. Untuk yang pakai otang, panaskan dengan api sedang. Siapkan loyang, olesi margarin, alasi dengan kertas roti, kemudian olesi lagi dengan margarin. (Saya pakai dua loyang : 20x20x4 dan 18x8x4. Bisa juga pakai loyang 22x30x4)
- Campur tepung terigu, coklat bubuk, baking powder, dan baking soda. Sisihkan.
- Kocok telur, gula pasir, gula palem, dan vanila bubuk selama 2-3 menit dengan speed sedang.
- Masukkan campuran tepung sedikit demi sedikit sambil terus dimixer. Atau bisa juga diaduk pakai spatula. Kalau saya tetap mixer dengan kecepatan rendah.
- Masukkan minyak, aduk hingga rata. (Kalau mau tetap pakai mixer, sebaiknya pelan-pelan yah)
- Buat yang pakai chocochip, masukkan chocochip. Yang tidak, boleh di skip.
- Masukkan DCC dan ratakan. Kalau suka, sisakan sedikit untuk topping.
- Tuang adonan ke loyang. Hiasi dengan topping (taburan chocochip/kenari, dan coklat leleh)
- Panggang di rak atas selama 20 menit dengan suhu 190'C. Lalu pindah ke rak tengah, turunkan suhu menjadi 150'C dan panggang selama 20-25 menit. (Yang pakai oven tangring/oven kompor biasa, baca tips di bawah yak)
- Angkat, dinginkan, sajikan.
Catatan :
Catatan kali ini akan lebih banyak ditujukan untuk pengguna oven tangkring yah hehe.
- Sudah tau bentuk otang kan? Okey, untuk pemanggangan, saya cuma taruh di rak tengah. Lapisan thin crust (kriuk bin retak-retak) di bagian atas tetep bisa set kok. Tenangs, hehe.
- Sebenarnya saya nggak ngeset oven di awal bikin. Karena satu alasan, hemat gas wkwkk. Saya baru menyalakan kompor dengan api sedang (sedang yang hampir besar ya) ditengah-tengah mengerjakan step nomor 4. Kemudian, sebelum mengoven adonan, saya kecilkan sedikit apinya (jadi api sedang aja). Setelah kira-kira 20 menit, kecilkan apinya sedikit (jadi, kira-kira api sedang yang paling kecil. Masak sampai matang.
- Untuk yang pakai otang / oven biasa, memanggangnya memang agak lama, kira-kira 60 - 75 menit. Harus cek rutin ya, kalau rotinya tiba-tiba mengembang heboh atau ada indikasi bau gosong, kecilkan apinya. Memanggangnya memang agak riweuh karena butuh kontrol api, biar suhu di dalamnya tetap terjaga.
- Untuk memastikan kematangan, boleh di tes tusuk. Tapi kadang percuma juga sih, dalemnya kan mengandung DCC yang tetep aja kelihatan belum set kalau di tes tusuk, ya kecuali emang overbaked ya hehe. Terus gimana? Saya sih tetap pakai tes tusuk untuk ngontrol. 45 menit pertama saya tes, lalu setelah 60 menit. Bakal kelihatan bedanya. Setelah 60 menit ke atas, saat di tes tusuk memang masih ada adonan lembek, tapi bentuknya beda dengan saat di tes di 45 menit. Nah, gimana ngertinya kalau udah set? Jujur, saya pakai feeling aja hehehe. Kalau masih ada sedikit (sedikit loh ya) adonan yang nempel dan bentuknya kental-padat. Saya angkat deh. Atau bisa juga cicipin hasil tes tusuk kaya yang dilakukan adek saya. Bakal kelihatan kok itu rasa adonannya atau rasa DCC yang meleleh. Yang pasti kalau bisa jangan sampai overbaked ya, yang dicari kan dalemnya yang fudgy. Eh tapi seseleranya sih, kalau mau yang agak kering ya monggo ditambah waktu ovennya.
- Waktu nuang minyak, saya sekilas mikir, bakal kebanyakan minyak nih. Tapi setelah diaduk rata, hasilnya bagus kok si adonannya. Jadi, jangan panik kaya saya hahah.
Nah, demikianlaah share resep brownies coklat dari saya. Agak ribet memang kalau pakai oven biasa. Tapi keribetannya bakal terbayar ketika lihat hasil tekstur kuenya yang umm, brownies bangets! Dijamin uenak dan insya Allah berhasil. Kalaupun gagal, mungkin bentuknya saja yang jelek, rasanya tetep legit nendang, kaya senyum kamu, iya, kamu. Hahaha.
Btw, terima kasih banyak buat mas Rizal yang mendukung gerakan 'one month (at least) one book' saya *semakin tua makin males baca, jadi musti digalakkan baca bukunya*. Beliau dengan senang hati meminjamkan beberapa bukunya, dan salah satunya, Ali & Nino yang jadi pemanis foto-foto di atas. Oh ya, buat yang nanya, kenapa cangkir kopinya kosong? jawabannya adalah... 'saya ngga suka ngopi sendirian' #eh #bukankode.
Oke, daripada berlanjut galau, saya akhiri saja yah sharing resep kali ini (ya kalo ada yang baca juga sih haha).
Selamat mencoba resep browniesnya, happy cooking and have a nice day!
No comments:
Post a Comment