Sunday, 3 July 2016

Nastar

Assalamualaikum,

Hore.. Alhamdulillah bisa sambang blog lagi *setelah sekian lama ya*. Apa kabar puasanya hari ini teman-temaan? Semoga selalu dimudahkan olehNya, aamiin. Lebaran sebentar lagi nih, sudah beli kue lebaran belum? Kalau saya sih Alhamdulillah, kemarin sempat baking cookies juga. Yeay! Setelah sekian minggu ngelembur di kantor, akhirnya mulai minggu kemarin free di rumah dan bisa balas dendam nge-me-time. Hehehe.

Ramadhan kali ini saya (dan ibu dan adik) baking tujuh macam kukis loh. Tapi dua macam kukis sudah ludes termakan (dalam seminggu doang!) dan saya belum ada rencana untuk bikin lagi atas nama penghematan! Hehehehe. Sementara beberapa macam lainnya juga sudah menipis dan sudah bikin lagi kemarin.


Sesuai judul, yang akan saya review pertama adalah Ananas-tart aka nastar. Cookies yang kepopuleran dan eksistensinya tidak diragukan lagi, jadi tiap bikin kue lebaran pastilah bikin kue ini. Resepnya engga ribet, bahan mudah didapat, minusnya di cara bikin yang, uh, butuh ketelatenan ekstra (apalagi kalau dicetak yang aneh-aneh). Bikinnya agak njlimet, pas makan lahap tau-tau habis dalam sekejap. Sakitnya tuh disini (nunjuk dompet).

Resep nastar ini saya dapat dari Ibu saya, entah beliau dapat darimana karena Ibu sendiri lupa. Versi dapur rumah saya mungkin bukan yang terbaik, tapi insya Allah enaaak. Apalagi kalau pakai bahan premium macem keju dan butter yang enak (dan mahal pastinya). Ini juga sih alasan saya nggak terima PO kukis lebaran (karena kemarin banyak yang nanyain). Saya itu sungkan jual dengan harga tinggi, sementara bahan yang dipakai yang enak , dan yang enak tuh mahal hiks.


Seperti biasa, sharing kali ini saya lengkapi dengan catatan ala saya ya. Dalam beberapa kali baking nastar, aseli banyak suka duka nya, Alhamduillah artinya banyak pelajaran yang bisa diambil. Okeys, berikut resepnya.


Bahan :
  • 200gr mentega
  • 3 kuning telur
  • 50gr gula halus
  • 1sdm susu bubuk
  • 250gr terigu protein rendah (co. kunci biru)
  • 25gr tepung maizena
  • 1 kuning telur untuk olesan
Isian (selai nanas)
  • 2 buah nanas besar, parut halus (kurleb 800gr)
  • 150gr gula pasir
  • Sepotong kayu manis (+- 3cm)

Cara membuat
  1. Untuk selai nanas : masak nanas dengan api sedang sampai air nanasnya menyusut, masukkan gula pasir dan kayu manis, aduk dan masak sampai kental.
  2. Kocok mentega, gula halus, kuning telur, dan susu bubuk sampai rata.
  3. Masukkan tepung terigu dan maizena, aduk dengan spatula sampai rata.
  4. Bulatkan sesendok teh adonan, lalu isi dengan selai. Bentuk sesuai selera, kalau saya sih cukup bulat kecil-kecil saja. Saran, jangan terlalu besar karena kue bisa sedikit mengembang.
  5. Tata di atas loyang yang sudah diolesi margarin, olesi kukis dengan kuning telur (kalau saya ditambah taburan keju atau cengkeh)
  6. Oven dengan suhu 150C atau api sedang-kecil selama +-20-30 menit sampai permukaannya agak kecoklatan.
  7. Angkat, dinginkan.

nastar-sebelum-masuk-oven

Cukup mudah kan ya? Saya rasa semua kukis itu bikinnya gampang, sering jadinya daripada gagalnya, tapi ya gitu, buat bikin yang unyu-unyu memang harus sabar dan telaten. Untuk si nastar, saya ada beberapa catatan berikut ya :

  • Untuk selai nanas, jangan terpaku resep ya. Ukuran gulanya bisa lebih atau kurang tergantung dengan ukuran dan tingkat manisnya si nanas, juga tergantung selera masing-masing sih.
  • Saya suka ngurangin bahan dan menggantinya dengan yang lain (ngaku dosa), mentega biasa saya ganti separuhnya dengan margarin (jadi 100gr mentega dan 100gr margarin). Tapi saran saya, pakai mentega yang enak sekalian (co.wisjman) biar ngga dosa-dosa banget hehe.
  • Satu lagi untuk mentega dan margarin, cerita nih, dulu, ibu saya selalu bikin pakai full margarin (padahal di resepnya jelas-jelas tertulis mentega wkwk), hasilnya jadi-jadi aja sih, bedanya cuma kurang wangi aja dan ngga ada rasa khas butter.
  • Bagi pemakai oven tangkring/oven kompor seperti saya, harus ekstra sabar juga dalam urusan ini. Pastikan untuk selalu teliti melihat kematangan kue. Harus sering cek dan pindah posisi loyang karena oven ini ngga merata persebaran panasnya. Api yang saya pakai antara kecil-sedang. Main feeling aja, kalau kuenya cepat gosong di bagian bawah, kecilkan api.
  • TEPUNG! Ah sampai di capslock gitu ya, saking seringnya saya bermasalah sama tepung. Jujur, beberapa kali nastar saya jelek bentuknya, retak-retak gitu (tapi tetep enak, aih pede banget), dan itu semua baru diketahui ternyata resep ini cocoknya pakai tepung protein rendah, sementara saya kadang pakai protein sedang hahaha. Entah ya untuk resep lain.
  • Terakhir, hindari menguleni adonan dengan tangan (saya dulu sering!), katanya juga bisa bikin nastarnya retak/pecah. Setelah dicoba istiqomah pakai spatula, hasilnya mulus. Udah bikinnya ribet, kalau hasilnya retak-retak kan retak juga hatinya :”

Walau agak ribet proses bikinnya, tapi insya Allah menyenangkan kok bikin si nastar ini. Sekalian uji kesabaran dan ketelatenan nih khususnya buat mbak-mbak calon idaman mertua, hihi. Rasa capek akan terbayar ketika lihat toples tiba-tiba kosong, seneng karena pada doyan, sedih juga sih karena harus bikin lagi (tapi sedihnya dikit kok). Okey, segini dulu aja share resepnya, berlanjut ke resep cookies selanjutnya yuk!

Happy baking and Wassalamualaikum.

No comments:

Post a Comment