Sunday, 16 July 2023

Secret Admirer

Hai.


“Dont forget to write, im still your secret admirer”


Begitulah ucap seorang pria beberapa tahun silam. Sebuah kata sederhana yang mungkin bagi tuannya tak bermakna - karena hanya rayuan semata.

Siapa sangka berhasil memanggil rasa percaya diri seorang wanita yang seumur hidupnya merasa ia bukan siapa-siapa.

Membuatnya menyadari bahwa, dicintai dan merasa dicintai adalah dua hal yang berbeda.


Merasa dicintai…

Ternyata begitu luar biasa.

Bahagia dan bermakna.


Namun seiring waktu, ia sadar bahwa berharap pada manusia lain adalah hal sia-sia. Karena manusia datang dan pergi bahkan tanpa aba-aba.


Maka merasa dicintai diri sendiri bukankah bisa menjadi solusinya?


Mari kita mulai.


————


Ps. Ini bukan cerita tentang orang lama - ataupun berupaya mengenangnya. Bukan juga tentang pendamping tercinta. Hanya penghargaan atas seseorang yang hampir kehilangan dirinya, berusaha merengkuh tubuhnya sendiri untuk dicinta, bermanja, berbahagia.


Selamat tidur kekasih jiwa, diriku yang berharga :)

Thursday, 20 October 2016

Hakikat Memaafkan dan Mengikhlaskan

Random again? Because..., why not? Hehe. Hope this random thought won't hurt anyone.

Well, sedikit curhat sih tapi semoga ada manfaatnya lah buat yang baca. Hehe.

Saya sedang membenci.

Dan jujur saya tidak suka. Karena saat sedang benci, jangankan ngobrol sama orangnya, lihat wajahnya dan dengar suaranya saja saya sudah risih duluan. Duh. Pokoknya kelihatan banget lah.

Mungkin benar ya, puncak dari kekecewaan adalah ketidakpedulian. Ga cuma saya aja, temen saya yang sudah kepentok sama temennya pun, sama. Kalau udah kecewa banget, pasti sudah hilang rasa peduli. Iya sih, manusiawi. Tapi, iya kah manusiawi? Benarkah ketidakpedulian dan kebencian adalah kebutuhan kita sebagai manusia?

Mungkin saja, pada awalnya. Rasanya enak banget tidak berinteraksi dengan orang yang bikin hati jengkel. Tetapi pada akhirnya toh tidak ada yang tertinggal selain rasa benci yang semakin tumbuh dan justru mengganggu. Nggak akan kita dapat ketenangan hati kalau rasa benci itu sendiri masih ada di sana. Sudah diganggu orang lain, sekarang diganggu rasa benci, ga enak banget gitu hidupnya.

So? Kalau hati disakiti orang lain, lebih baik memaafkan dan melupakan kan? Karena selama ini, semakin saya membenci, justru saya semakin belajar bahwa memaafkan dan mengikhlaskan itu sebenarnya bukan buat orang lain. Bukan untuk kebahagiaan orang lain. Lalu buat siapa? Ya buat kita sendiri. Buat ketenangan hati sendiri. Ibarat storage, jangan biarkan hati menyimpan file-file ga penting yang bisa bikin penuh dan ga bisa menerima file yang justru penting. Buat apa menyimpan kesalahan orang lain kalau itu bikin kita ga peka untuk bisa menerima kebahagiaan yang diberikan orang lain, ya kan?

“ Keutamaan yang paling utama adalah kamu menyambung orang yang telah memutusmu, kamu memberi orang yang tidak pernah memberimu dan mememaafkan orang yang mencelamu “. (HR Ahmad No – 15065)

Jogja, 23 Oktober 2016.
Bye Jogja, nitip benci yang aku tinggal di sana ya. Semoga tenggelam oleh keindahan kotamu ^^

Friday, 23 September 2016

Random #3 : Kamu

Hai, apa kabar? Semoga engkau selalu baik dan sehat.

Sudah lama sekali aku tak menulis tentangmu. Tentang mimpi-mimpi yang dahulu begitu sering kuukir. Sendiri. Sembari berharap kita adalah pasangan se-visi, sehingga tak perlu banyak negosiasi tentang apa yang akan kita cita-citakan nanti.

Maafkan aku yang sering melupakanmu akhir-akhir ini. Melupakan bahwa ada hati yang harus kujaga melebihi milikku sendiri, karena sekarang atau nanti, engkau adalah kehormatan yang harus ku bela mati.

Maafkan aku yang selalu bermain-main dengan mereka yang lain. Aku yang selalu terlalu dini dalam menyimpulkan mereka adalah kamu. Hingga akhirnya mereka bisa menyelip luka pada hatiku yang menganga. Atau mungkinkah kamu disana, yang selalu memohon agar aku patah pada orang yang salah?

Tak mengapa, syukurlah.

Jika tak begitu, mana mungkin aku bisa selalu mengingatmu? Karena saat seseorang menyakiti hatiku, saat itu lah aku pasti  merasa rindu-rindunya padamu.

Apa di sana kau juga sama?

Semoga tak kau temui patah karena engkau tak pernah tergoda pada orang yang salah. Maafkan kekasihmu yang terlalu sibuk mencari sosokmu hingga ia lupa apa arti menunggu yang sesungguhnya.

Selamat malam, wahai nama yang masih menjadi rahasiaNya. Semoga kali ini kau jumpai aku dalam sepertiga malammu.

Sunday, 3 July 2016

Chocochips Cookies / Goodtime-like Cookies

Assalamualaikum!

Alhamdulillah sudah share enam resep kukis, dan ini yang terakhiiiir! Seneng deh kalau bisa share gini, terlepas dari ada tidaknya yang baca hehe. At least bermanfaat untuk saya sendiri yang malesnya naudzubillah kalau disuruh nulis resep di buku. Ya gini kalau udah backgroundnya IT, di kampus jarang nulis tangan, akhirnya lebih terbiasa dan lebih suka ketik-ketik. Jangan ditiru yaa malesnya, hehe.


Good time-like cookies!

Sengaja saya post di akhir karena ini kukis special banget buat saya. Kenapa? Karena resepnya dari saya sendiri dan bapak sukaaaaaa! Asli deh, tiada yang lebih membahagiakan daripada masakan saya disukain keluarga :”

Beberapa hari berlalu sejak bikin kukisnya, kok tiba-tiba isi toplesnya menyusut secara drastis. Saya kaget dong, karena pas pertama bikin, agak semi-failed karena cookies saya terlalu keras (walau tetep enak rasanya). Setelah saya usut, ternyata bapak ngaku sendiri sambil senyum-senyum, kalau suka nyemilin pas malam. Hahaha. Selain itu, adek saya juga doyan. Heran banget dia karena kukisnya berasa susu padahal ngga pakai susu. Tararara, emang the power of butter enak kali dek!

Ohya, kalau dari segi bentuk ngga mirip ya dengan si goodtime, hehe. Saya sih pengen miripin crunchy sama rasanya. Kalau dari tekstur, saya memang pengen yang ngga rapi-mulus gitu kukisnya. Makanya pas mencetak juga asal hehe. 

Kue Kering Kacang Mede

Assalamualaikum!

Mede atau mente atau mete atau apa sih itu sebutan resminya? Itu lah yang enak enak ituuuuh. Kacang mente/mede ini primadona banget di keluarga saya. Rasanya enak gurih, ada manis-manisnya. Intinya, enak hehe. Nah, kali ini, Ibu menyarankan saya untuk bikin kukis mede ini.


Ceritanya, tiba-tiba ada resep kue kering kacang mede di buku resep Ibu. Ibu sendiri ngga tau ini dapat darimana. Padahal tulisan tangannya tergolong baru, nah loh. Rasa kukisnya enak, gurih banget dan pas manisnya. Iyalah, bahan dasarnya aja sudah enak. Seminggu berlalu, tinggal sepertiga toples tersisa, dan seperti si choco-cheese cookies, rencananya kukis ini tidak diproduksi lagi di rumah saya untuk lebaran besok karena mentenya terbatas dan mau digoreng sama Ibu saya.

Buat saya, kukis ini agak berat diongkos, mentenya mahal, butternya mahal, abisnya cepet, sedih sih dikit heheh. Tapi untuk sesekali coba bikin dan diberikan pada orang tersayang sih no problem, senyum mereka dan kepuasan hati kita toh lebih mahal dari apapun. Ya ngga? *wink*