Wednesday, 22 July 2015

Churros, Donat Spanyol yang Ngangenin

Assalamualaikum..

Alhamdulillah akhirnya bisa sambang blog lagi setelah sekian lama kena syndrome blogging-blue(?) ^^

Sebenernya ada sih, beberapa draft postingan yang tak kunjung dipublish karena kurang paragraf penutup aja. Lalu, bisa ditebak lah, Sella lagi males nulis. Huhu. Tapi kali ini karena temanya tentang cooking, jadi semangat deh ya hehe.

Berawal dari adek yang beberapa waktu lalu memesan frozen churros di sebuah online store, saya jadi iseng kepikiran untuk membuatnya sendiri. Oh ya, udah pada tau churros kan ya?

Churros by Sella

Yap! Jajanan yang lagi hits banget itu loh. Churros adalah jajanan asal Spanyol yang terbuat dari adonan choux pastry base. Sering disebut sebagai Spanish Donut atau donat Spanyol, mungkin karena pembuatannya dengan cara digoreng seperti donat. Selain itu, rasanya pun deket-deket donat gitu lah ya.

Walaupun jajanan dari negara asing, bukan berarti bikinnya bakal ribet dan susah, justru gampang banget loh baik dari segi bahan maupun proses pembuatan. Percaya deh, banyak berhasilnya kok kalau mau bikin si churros ini. Yang nggak pernah sambang dapur nggak perlu takut, asal bisa bedain mana gula mana garam aja udah bisa bikin si churros *garing*.

Churros and Nutella, yumm :9

Tertarik bikin? Harus dong ya J
Ready to rock, guys? Sila disimak resep churros berikut :

Saturday, 21 February 2015

Ide Bisnis #1 : Aksesoris dari Kain Oscar

Assalamualaikum..

Ah kangen banget sama blog sendiri, sudah lama nggak posting sih. Sebenernya sudah ada dua topik yang saya tulis dan pengen saya post di blog. Tapi sampai saat ini, tulisan tersebut cuma jadi draft aja karena nggak gitu sreg sama topiknya hehe.

Ceritanya, kemarin saya beres-beres di rumah dan menemukan beberapa bahan untuk bikin gantungan kunci dan tempat pensil. Saya mendadak teringat kalau dulu ketika masih duduk di bangku SMA, saya sempat punya bisnis kecil-kecilan yang Alhamdulillah hasilnya lumayan dan bisa buat nambah uang jajan.

Bisnis ini sebenernya cocok banget buat perempuan yang susah diem dan gampang bosen kalau punya waktu luang, seperti saya. Hehe. Selain itu, peluang bisnis ini juga cocok untuk pelajar dan ibu rumah tangga, karena nggak ribet dan nggak butuh waktu full time untuk mengurusnya. Yah kecuali bisnisnya sudah berkembang besar yaa, pasti butuh pengelolaan yang lebih baik.

Apa bisnisnya?

Gantungan kunci/hp, tempat pensil, dan aksesoris handmade dari kain oscar atau kain kulit jeruk. Kain oscar atau kulit jeruk ini biasanya dipakai untuk membuat tas, sofa, dan lain-lain. Menarik kan? Apalagi buat yang suka bikin DIY, handmade stuff, atau craft wajib banget nyoba bikin, siapa tahu bisa berkembang menjadi bisnis seperti yang dulu saya lakukan.



Sekedar cerita, saya terinspirasi dari gantungan kunci berbahan kain kulit jeruk yang dijual sangat mahal di salah satu toko buku, kemudian saya memutuskan membuatnya sendiri, dan eh tau-tau pas dibawa ke sekolah, teman di sekolah pada suka dan pesen.

Saya menjalankan bisnis ini saat kelas 2 SMA. Saat itu sekolah saya fullday dari pagi sampai sore sekitar pukul 3, dan 2-3 kali dalam seminggu ada jadwal les sore. Belum lagi PR dari sekolah yang nggak bisa dibilang sedikit. Dengan keterbatasan waktu seperti itu saja, dalam bulan-bulan pertama omset saya mencapai 1 juta rupiah dengan keuntungan antara 300-500 ribu.

Sedikit?

Oke, cerita saya belum usai.

Wednesday, 24 December 2014

Toko Boneka [Cerpen]

Pria maskulin itu berdiri mematung di depan belasan boneka. Tangannya bertopang dagu. Sulit untuk mempercayai dirinya sendiri yang hari ini rela melangkahkan kaki pergi ke mall hanya demi mengunjungi salah satu gift shop. Sulit pula percaya bahwa ia sudi memasuki toko dengan interior yang didominasi pink, peach, dengan sedikit hijau pastel yang terkesan begitu centil di matanya.

Ia benar-benar merasa seperti sedang berada diantara alam sadar dan mimpi. Benar-benar diantara keduanya. Bukankah terlihat aneh melihat sales manager perusahaan besar yang begitu klimis, tegas, dan nampak berwibawa dengan setelan jas formalnya berada dalam sebuah toko yang menurutnya terlalu cerah ceria?

"Mencari kado seperti apa, Pak?" suara itu membuyarkan lamunannya.

Dilihatnya perempuan mungil yang tersenyum lembut dan telah berdiri sejajar dengannya, mengenakan seragam senada dengan warna interior toko, lengkap dengan bandana berpita polkadot yang membungkus anak rambutnya sehingga terlihat rapi.

Mendadak ia merasa geli sendiri.

Konyol rasanya jika hari ini ia harus membuang prinsip dan janjinya jauh-jauh. Bagaimanapun, ia tetap tidak suka toko boneka, atau gift shop, atau toko aksesoris, atau apalah orang menyebutnya.

"Saya mau boneka beruang yang paling besar. Warna pink." pria itu tersenyum. Terpaksa. "ah ya, sekalian pita dan jepit rambut pink yang itu." lanjutnya seraya menunjuk aksesoris rambut yang ia maksud.

Cepat-cepat ia menuju kasir.
Ia sedang terburu-buru. Bukan dikejar waktu, melainkan diburu ketidaknyamanan, selaksa kenangan, juga sedikit rindu.

Monday, 22 December 2014

Untukmu Ibu

Assalamualaikum.

Ibu, mungkin engkau akan membaca ini suatu hari. Atau mungkin saja tidak.

Ibu, maafkan aku yang hingga kini masih sering lupa caranya berbakti. Terlebih lagi, di minggu-minggu terakhir ini.

Maafkan aku yang sibuk sendiri mengurus ini itu tanpa bisa membantumu mengurus pekerjaan rumah. Walau mungkin tak mengapa bagimu asalkan urusan kuliah anakmu ini berjalan lancar.

Maafkan aku yang tak bisa bahkan hanya membantu menyapu rumah di sore hari karena petang aku baru bisa pulang. Walau mungkin tak mengapa bagimu karena yang terpenting adalah putrimu ini bisa sampai rumah dengan selamat, seperti yang sering engkau katakan.

Ibu, maafkan aku yang akhir-akhir ini hanya bisa menyediakan sedikit waktu untuk menemanimu, yang parahnya lebih sering aku isi dengan keluhan atas rasa lelahku. Maafkan aku yang kini hampir tidak pernah menemanimu berbelanja ke pasar, apalagi membantumu memasak. Walau engkau sering memaklumi asalkan waktu yang kumiliki dapat kumanfaatkan sebaik-baiknya.

Ibu, terimakasih untuk semua doa dan dukungan yang selalu engkau berikan padaku. Terimakasih telah memaksaku menyendok nasi saat aku sendiri mulai tak bisa merasakan lapar. Terimakasih karena masih memberiku kasih dan perhatian bahkan setelah pusat perhatianku berubah pada hal-hal yang lain.

Ibu, bersabarlah karena yang aku lakukan saat ini tak lain adalah untuk membuatmu bangga. Percayalah bahwa putrimu kini sedang berusaha bagaimanapun caranya untuk mengukir senyum cantik di wajahmu. Putrimu yang sering merasa sok tangguh ini sedang menangis pada Tuhannya agar dapat memberikan yang terbaik untuk orang tuanya. Putrimu kini sedang jatuh-bangun ingin membahagiakan ibu juga bapaknya. Tunggulah sebentar saja, Ibu.

Ibu, diantara semua sakit hati yang kuberikan padamu, aku yakin engkau tahu bahwa aku sangat mencintaimu. Walau tentu saja, selamanya cintaku tak akan bisa lebih besar daripada milikmu.


Ibu, semoga Allah selalu memberikan kebahagiaan dalam hatimu. Doakan anakmu ini agar usahanya bersambut keberhasilan.

Selamat hari Ibu wahai Ibu terbaik sepanjang masa, semoga Allah selalu mencurahkan rahmatNya pada Ibu, memberi Ibu kesehatan dan kebahagiaan, melapangkan hati Ibu, dan mengabulkan doa-doa Ibu.

Aku sangat menyayangimu, Ibu.

Saturday, 15 November 2014

Random #2 : Rumahku

Biar ku jelaskan,
Aku memiliki sebuah rumah.
Tidak mewah, hanya rumah yang sederhana. Bahkan jika kau bandingkan dengan perempuan lain, milikku bisa jadi tidak ada apa-apanya.

Jika kau berkunjung sesekali, aku bisa menjamumu di teras depan. Tidak akan merepotkanku jika hanya secangkir kopi dan sekaleng biskuit coklat, serta obrolan ringan di sore hari.

Tapi maaf, kau tidak akan kuperkenankan untuk masuk.

Bukan apa-apa.
Sudah ku katakan, rumahku hanya sederhana.
Tapi perlu kau tahu, aku telah melapisi pintunya dengan keamanan ganda. Bukan karena perabotan rumah yang terlalu mewah, atau aku menyembunyikan kejahatan di dalam sana.
Namun karena rumah ini pernah mendapatkan tamu yang salah. Yang ku kira akan ikut menjaga, namun ternyata malah menghancurkan pilar-pilar cantiknya, kemudian pergi begitu saja.

Kau tahu, aku harus bangkit sekuat tenaga untuk memperbaikinya kembali. Membentuk rumah yang utuh agar suatu saat orang lain bisa tinggal dengan nyaman.

Maka, jika kau hanya akan meninggalkan rumah ini setelah puas melihat-lihat isinya, jangan pernah membujukku untuk membuka pintu ini. Jangan pernah berusaha mendobrak dan merusaknya.
Jika kau bersikeras membuka pintunya hanya karena ingin tahu bagaimana keadaan di dalam, biar ku jelaskan saja sekali lagi padamu. Rumah ku ini sangat sederhana. Tidak cantik seperti yang kau kira. Tidak ada benda berharga apapun yang bisa kau bawa pulang.

Begitulah rumahku, sederhana.
Tapi setiap hari aku berusaha membersihkannya, menjaganya, dan mempercantiknya. Agar suatu hari nanti aku bisa menyediakan kenyamanan, kasih, dan bakti untuk seseorang yang bersedia tinggal selamanya.

Sekarang, apa kau mengerti?
Jangan berusaha membuka pintu ini, jika kau hanya ingin singgah sementara.