Thursday, 13 September 2012

"Aku Belum Siap"

"belum siap"

Beberapa waktu lalu, itulah jawabanku setiap kali ditanya "kenapa nggak berjilbab aja che? lebih cantik kalo pakai jilbab loh"
"belum siap" - sebuah alasan klasik mendunia yang sangat aku sesali saat ini. Bukan karena sekarang aku merasa lebih cantik ketika berjilbab, dan menyesal kenapa kok gak dari dulu aja berjilbab biar terlihat cantik, tidak. Bukan begitu, toh sama aja, hidung nggak berubah jadi mancung, kulit tidak semakin kinclong, wajah juga tetep kalah jauh sama Emma Watson, intinya nggak kelihatan lebih cantik juga sih, biasa aja gitu.

Yang aku sesalkan, kenapa kok nggak dari dulu aja?
Kenapa harus ada fase dimana aku belum siap? Kenapa? Kenapa aku harus ikutan tren belum siap? Kenapa aku harus nggak rela membuang jepit-jepit rambutku kalau aku pakai jilbab? Kenapa aku harus nggak ikhlas kalau dress-dress yang aku beli akhirnya jamuran karena tergantikan dengan baju lengan panjang?

Jujur aku sangat menyesal, teman-teman.
Kalau boleh berbagi cerita, keinginanku untuk berjilbab bahkan muncul sejak aku duduk di bangku SMP. Bukankah aku terlalu lama bertahan dengan alasan klasik itu?
Ironisnya, pada akhirnya pun, aku memutuskan untuk berjilbab bukan karena aku sudah siap. Bukan karena aku memiliki sebuah kesiapan yang aku yakini sebagai barang langka itu. Aku tau, jika aku terus menerus ngomong masalah kesiapan, aku tidak akan pernah siap. Tidak akan pernah, teman-teman. Toh aku selalu menilai perilakuku belum pantas diimbangi dengan jilbab. Aku selalu berpikir, lebih baik men-jilbab-i hati dulu baru pakai jilbab sungguhan. Dan aku selalu bersikeras bahwa menjadi orang baik tidak harus berjilbab.
Tetapi Allah rupanya sangat menyayangiku. Jalan yang lebih terang dibukaNya untukku 3 tahun kemudian. Alhamdulillah pada akhirnya beberapa hal berhasil membuat hatiku luluh, membuat aku yang belum siap akhirnya nekat, membuat aku mengerti bahwa yang aku perlukan bukanlah kesiapan.
Membuat aku sadar bahwa satu-satunya hal yang aku butuhkan adalah niat, lalu diimbangi dengan kesungguhan.
Hari itu, tanpa sengaja aku membaca quote dari seorang teman yang di post di media sosial, "ketika kamu memutuskan untuk memakai jilbab, maka kamu mengurangi dosa orang tuamu karena mereka telah berhasil mendidik anaknya dengan benar."
Jujur saja, ketika membacanya, hati ini seperti disayat sampai semua darahnya mengucur. Pedih. Haruskah bapak-ibu ku dianggap belum berhasil mendidik anaknya hanya karena sang anak lah yang belum siap?? Haruskah mereka ikut menanggung dosa-dosa itu? Haruskah Allah juga menghukum mereka karena kesalahanku? Masya Allah. Ampuni aku ya Rabb.
Tidak sampai disitu saja, aku mulai memikirkan kematian yang pasti akan menjemput setiap yang bernyawa - kapan saja, dimana saja, tanpa ada peringatan sebelumnya. Lalu bagaimanakah jika aku belum juga siap sampai ajal itu tiba? Na'udzubillah :(

Akhirnya beberapa minggu setelahnya, aku mulai menghimpun kekuatan, mengumpulkan niat, dan meyakinkan hati dengan kesungguhan. Tidak susah ternyata.
Aku bahkan tidak lagi meributkan jepit rambut dan beberapa dress yang unyu-unyu alias lucu imut.
Semua terasa begitu indah, begitu damai, begitu menyejukkan hati.
Aku merasa tenang, merasa lebih dihargai sebagai seorang perempuan. Aku semakin bisa belajar mengendalikan perasaan (walaupun kadang susah mengendalikan emosi, tapi setidaknya ada kemajuan lah). Aku bisa berjalan santai tanpa takut digoda dengan suit-suitan pemuda tidak jelas. Yang tidak kalah penting, aku merasa mendapat kasih sayangNya, merasa lebih dekat padaNya setelah lama sekali aku merindu dalam risau yang tidak terbatas.

Aku tidak pernah menyesal dengan keputusan yang aku buat. Tidak akan pernah menyesal sedikitpun. Aku justru menyesal, kenapa nggak dari dulu aja sih?
Bukankah menutup aurat wajib hukumnya? Jika kebaikan yang wajib saja aku belum juga siap melakukannya, bagaimana aku siap melakukan kebaikan lain yang lebih besar? Bukankah itu tandanya aku juga belum siap masuk surgaNya?
Bukan berarti hanya dengan berjilbab aku merasa sudah menjadi pribadi yang super duper baik, belum. Aku bahkan belum pantas dikatakan sebagai wanita sholehah, masih sangat jauh dari predikat itu. Namun dengan berjilbab, aku yakin lebih banyak lagi kebaikan yang bisa aku lakukan dalam hidup ini (tentu dengan ridhoNya), karena aku yakin berjilbab adalah awal dari hal-hal yang lebih baik dalam hidupku :)


Jadi, cewek-cewek unyu disini, sudahkah kamu siap?? Ayo kumpulkan niat :)



4 comments:

  1. sip....semoga kedepannya akan lebih baik lg daripada sebelumnya....
    amin....

    ReplyDelete
  2. assalamualaikum dek nice blog.. "kanda" wkwk *ups harapkan adek bs buat artikel buat mading dan blog d kisi ya... :) nice artikel dek... dr blog ini insyaallah bisa menginspirasi teman2 yg belum...

    ReplyDelete
    Replies
    1. waalaikumsalam. iya insyaAllah kalau bisa bantu ya aku bantu hehe. oyi makasih mas, semoga bs jd inspirasi aja deh :)

      Delete