Hai, apa kabar? Semoga engkau selalu baik dan sehat.
Sudah lama sekali aku tak menulis tentangmu. Tentang mimpi-mimpi yang dahulu begitu sering kuukir. Sendiri. Sembari berharap kita adalah pasangan se-visi, sehingga tak perlu banyak negosiasi tentang apa yang akan kita cita-citakan nanti.
Maafkan aku yang sering melupakanmu akhir-akhir ini. Melupakan bahwa ada hati yang harus kujaga melebihi milikku sendiri, karena sekarang atau nanti, engkau adalah kehormatan yang harus ku bela mati.
Maafkan aku yang selalu bermain-main dengan mereka yang lain. Aku yang selalu terlalu dini dalam menyimpulkan mereka adalah kamu. Hingga akhirnya mereka bisa menyelip luka pada hatiku yang menganga. Atau mungkinkah kamu disana, yang selalu memohon agar aku patah pada orang yang salah?
Tak mengapa, syukurlah.
Jika tak begitu, mana mungkin aku bisa selalu mengingatmu? Karena saat seseorang menyakiti hatiku, saat itu lah aku pasti merasa rindu-rindunya padamu.
Apa di sana kau juga sama?
Semoga tak kau temui patah karena engkau tak pernah tergoda pada orang yang salah. Maafkan kekasihmu yang terlalu sibuk mencari sosokmu hingga ia lupa apa arti menunggu yang sesungguhnya.
Selamat malam, wahai nama yang masih menjadi rahasiaNya. Semoga kali ini kau jumpai aku dalam sepertiga malammu.