Pages

Wednesday, 9 March 2016

Pizza!


Assalamualaikum.

Baru kali ini deh sehari posting lebih dari sekali. Karena banyak banget explore resep ketika weekend-weekend kemarin tapi terkendala posting karena laptop rusak dan di kantor ngga ada akses internet untuk buka blogger. Iyah, ngga salah ketik kok. Hahaha.



Alhamdulillah, minggu kemarin kembali bikin.... Pizza. Hehehe. Sudah nggak keitung berapa kali saya bikin pizza semenjak bisa bikin sendiri *ceilah*. Dan setelah sekian kali bikin, toh Alhamdulillah orang rumah nggak pernah bosan, selalu habis dimakan.

Rasanya?

Gak bisa dibilang akan menandingi si fenomenal Pizza H** sih, tapi juga nggak kalah enak kok. Malah bisa custom sendiri  sesuai selera, mau rotinya dibikin thin crust atau yang agak tebelan, mau toppingnya full daging, atau sayuran, atau mix. Semua tentu bisa diatur sesuai selera dan mood.


Bukan bermaksud sombong, tapi aseli deh, bikin Pizza ternyata nggak sesulit yang saya bayangkan sebelumnya. Yang sudah pada tau resep dan cara bikinnya, pasti deh mikir, ‘ealah, ternyata gitu doang?’. Ya walaupun ada sih, part yang biasanya kurang disukai ibu-ibu : nguleni adonan, hahaha. Tapi hal itu bisa diatasi dengan cara bikin adonan untuk satu roti pizza aja a.k.a nggak usah terlalu banyak bikin adonan. Saat saya search resep, kebanyakan food blogger memang sharing resep adonan untuk beberapa roti, biasanya untuk 2-4 roti. Kebayang sih, pegelnya nguleni adonan banyak begitu. Makanya, saat pertama kali saya coba bikin, saya langsung bikin untuk satu roti saja. Akhirnya resep dari sana-sini  saya mix and match sesuai selera dan feeling *duh ibuk-ibuk sekali ya*.

Selain mudah, kabar gembira selanjutnya adalah, harganya jauh lebih murah ketika bikin pizza rumahan sendiri. Kemarin saya itung-itung, perkiraan budget untuk satu pizza diameter 22-24 cm adalah sekitar 30-35 ribu rupiah saja. Nah loh, kalau udah masuk gerai Pizza kan mana boleh ukuran medium dapat harga segitu. Bahagia?

Dibandingkan rasa seneng keluarga dan teman, juga penghematan biaya, effort untuk nguleni adonan mah jadi gak berasa, seriusan deh hehe. Yasudah, daripada saya terus-terusan promo, mending disimak dan dicoba saja nih, resep pizza mudah dan murah nya J

Bahan :
  • 200 gr tepung terigu, ayak (bisa protein sedang atau tinggi)
  • 1 sdt ragi instan
  • ½ sdt garam, ½ sdt merica bubuk, sedikit gula
  • 2 sdm minyak goreng
  • 125 ml air hangat

Saus :
  • 3 sdm saos tomat
  • ½ sdm mayo
  • 1 sdt oregano
  • ½ sdt merica bubuk
  • ¼ sdt garam
  • 1 buah bawang bombai, cincang, tumis sebentar

Topping : bebas.
Hari ini topping saya adalah : jamur, 2 sosis sapi, 2 burger sapi (potong persegi panjang), 2 lembar smoked beef (saya pilih yang tipis, potong –potong, jadi kaya beef pepperoni hahaha), keju (chedar dan quick melt)

Cara membuat :

Membuat dough :
  1. Campur tepung, ragi, garam, merica dan gula, aduk rata.
  2. Masukkan air sedikit demi sedikit sambil diuleni.
  3. Masukkan minyak, uleni lagi sampai kalis.
  4. Tutup dengan kain bersih, diamkan sekitar 45-60 menit sampai mengembang jadi 2x lipat.

Sambil nunggu, sambil prepare topping dan bikin saosnya yuk. Untuk beberapa resep, ada yang pakai saus bolognese, ada yang pakai pasta tomat, sampai yang pakai tomat beneran pun ada. Di sini, untuk saos saya nggak terlalu ribet ya, maunya yang ekonomis dan praktis saja. Semua bahan saos dicampur jadi satu. Boleh sih kalau mau ditumis bareng sama bawang bombai, tapi kalau saya milih numis bawangnya aja, lalu dicampur ke saosnya. Kenapa? Karena saya malas bikin kotor wajan dan jatuhnya nggak hemat saos karena banyak yang nempel di wajan, toh bikinnya juga cuma sedikit. Hehe. Tapi lain waktu saya pengen deh bikin saosnya yang agak proper gitu. Mungkin nanti ya waktu masakin si ‘mas’ (yang entah siapa *mulai deh*).

Setelah roti mengembang, tipiskan dan bentuk pada loyang. Yang punya loyang lingkaranatau loyang pizza, berbahagialah karena membentuknya tentu lebih gampang. Kalau saya, saya pakai loyang tipis persegi panjang biasa. Cara bentuknya gimana? Saya sih sebelum mendiamkan adonan, adonan saya bentuk bola. Nah saat menipiskan, cukup saya taruh tengah loyang, tonjok dan strech ke pinggiran loyang sampai ketebalan yang diinginkan (kalau saya prefer +-5mm).



Beri toping sesuai selera. Versi saya : secara bertahap saos, keju chedar, sosis dkk, jamur/paprika, taburan oregano, tutup dengan keju quick melt/mozarella.


Panggang 15-20 menit sampai keju meleleh dalam oven bersuhu 200C (api sedang-besar untuk yang pakai oven tangkring biasa). Usahakan jangan overbaked ya, karena nanti pizzanya keras dan toppingnya, khususnya kejunya nggak lembut-lembut chewy gitu.

Taraaa, pizza siap dihidangkan. Mudah kan?

Amateur


Catatan Sella :
Pertanyaan besar ketika bikin pizza ini adalah...

Kalau di rumah cuma punya oven tangkring alias nggak ada api atas, nggak ada suhu dan termometer pula, terus gimana?

  • Oke, saya masak semua kue, pizza, pakai oven biasa : oven tangkring alias otang alias oven kompor itu deh. Untuk suhu, hampir semua foodblogger yang share resep pizza, memakai suhu 200 derajat selsius. Mengakali ini, saya pakai api besar dan mendiamkan oven sekitar 5-7 menit, baru memasukkan pizzanya. Kemudian saya kecilkan sedikit apinya, jadi masih api skala besar yang nggak terlalu besar (bingung toh? Saya juga haha). Intinya, pakai api besar tapi nggak di full in besarnya.
  • Untuk toppingnya, karena tentu saja otang nggak ada api atasnya untuk memanggang topping, alhasil untuk memastikan kematangannya, selama ini topping sosis dan kawan-kawan nya saya goreng sebentar sampai kira-kira setengah matang gitu. Karena nantinya kan pizza dipanggang cuma 15-20 menitan, keluarga saya takut kalau sosis yang tertimbun di bagian agak bawah nggak terlalu matang hehe. Kalau untuk sayur, saya pikir nggak perlu di tumis dulu lah ya. Pengalaman sih pernah numis paprika dan hasilnya malah overcooked nggak ada sensasi krispinya gitu.
  • Selanjutnya, untuk masalah tepung, sebenernya bisa pakai dua jenis : protein tinggi dan sedang. Ada resep yang keduanya dicampur, ada yang pakai protein sedang saja atau tinggi saja. Awalnya bikin pakai protein sedang, menurut saya agak kurang pas kalau mau dibikin tipis si rotinya. Jatuhnya agak berat jadi kesannya bantat. Pernah bawain ke kantor pas bikin pakai protein sedang dan dikomen sama Mas Rizal, katanya rotinya agak keras. My bad sih waktu itu baking nya disambi siap-siap ngantor dan agak overbaked juga rotinya, jadinya tambah keras hehe. Setelah itu, cobain pakai protein tinggi saja (ex.cakra kembar), hasilnya agak lebih lentur dan empuk. Tapi semua kembali ke selera sih ya, sahabat saya ada yang lebih suka masak pizzanya pakai protein sedang dibandingkan yang tinggi. Jadi, kedua terigu itu bisa di mix atau di substitusi satu sama lainnya.

Well, teorinya kok agak banyak ya? Tumbenan kan saya nulis tipsnya berparagraf-paragraf gitu. Yah emang banyak yang pengen saya share sih. Terlepas dari banyaknya teori, sungguhan deh, bikin pizza rumahan mah gampang bangeeetss. Plus, kesehatan Insya Allah terjamin karena kita bisa kontrol kualitas bahan dan bumbu apa saja yang kita gunakan untuk memasak.
Akhir kata, selamat mencoba dan selamat memasak J

Wassalamualaikum..

No comments:

Post a Comment