Pages

Thursday, 17 November 2011

Resensi Novel : Kitten Heels

Identitas Buku
    ©      Judul Buku    :  Kitten Heels
    ©      Penulis         :  Tita Rosianti
    ©      Penerbit       :  GagasMedia, Jakarta
    ©      Tahun Terbit :  2009
    ©      Tebal           :  268 halaman

Novel bertemakan cinta ini ditulis oleh Tita Rosianti, ibu muda yang aktif menulis sekaligus novelis yang sangat berbakat. Kitten heels ini adalah novel keenamnya setelah Tita menelurkanbeberapa novel menarik seperti : Freya Valkrye (2006), Brondong: Nyebelin, Tapi kok Ngangenin (2007), No Jodoh We Cry (2008), dan dua novel adaptasi: Kawin Kontrak (2008), Kawin Kontrak Lagi (2008), yang kesemuanya diterbitkan oleh GagasMedia. Sebagai seorang novelis, Tita memiliki selera humor yang tinggi, itu sebabnya karya-karya tidak pernah terkesan membosankan dengan selingan humor-humor lucu.
Kitten Heels sendiri menceritakan kisah seorang cewek yang sangat perfeksionis dalam hal pekerjaan, namanya Ketty. Berbeda dengan Donna, adiknya, Ketty sangat membenci kucing dan segala hal tentang hewan berkaki empat itu. Alasannya cukup masuk akal : kucing itu jorok, tidak seperti kepribadian Ketty yang sangat higienis dalam segala hal. Suatu malam, saat Ketty sedang mengemudikan mobilnya dalam keadaan mabuk seusai menghadiri pesta seorang temannya di bar yang cukup terkenal, tanpa sengaja ia menabrak seekor kucing hitam misterius. Sejak hari itu, macam-macam kejadian aneh menimpa Ketty. Cewek itu bertingkah laku seperti seekor kucing, ia suka mencakar, tidur sehari semalam, mengganti sifatnya yang vegetarian dengan banyak-banyak makan daging dan ikan, bahkan Ketty mulai tertarik sekali ketika menjumpai makanan ringan untuk kucing di sebuah supermarket. Ia terkena kutukan! Kutukan kucing. Awalnya mungkin Ketty boleh tidak percaya, tapi bagaimanapun, ia terus-menerus dikejutkan dengan tingkah lakunya sendiri yang jauh menyimpang dari orang normal. Di saat seperti ini, Wenda, cowok yang ditaksir Ketty justru menghindari gadis itu setelah sebelumnya mereka sempat dekat. Hal ini menjadikan Ketty semakin labil dan mudah sekali marah-marah, lalu mencakar siapapun yang berbuat salah padanya. Diluar dugaan, Ardi yang selama ini berusaha membantu Ketty (selain Donna dan Kalin,sahabat Ketty) ternyata diam-diam mempunyai perasaan lebih pada Ketty. Kebaikan Ardi yang tulus membuat Ketty perlahan-lahan merubah sikapnya dari yang terlalu perfeksionis, higienis, dan tak acuh pada sekeliling, menjadi lebih lemah lembut dan baik hati. Namun semua belum berakhir, kutukan itu belum juga hilang sampai Ketty dibawa ke paranormal. Sang paranormal hanya menyarankan Ketty untuk memimta maaf pada kucing yang telah ditabraknya. Lalu mampukah Ketty menemukan kucing itu, sedangkan dia sendiri dalam keadaan mabuk saat menabrak kucing tersebut? Ajaibnya, dengan bantuan Ardi dan kerja keras serta kesungguhan Ketty, kucing itu berhasil ditemukan. Sejak saat itu kutukan Ketty hilang. Ia pun menerima tawaran Ardi untuk menikah dengannya.
Novel garapan Tita yang satu ini memang pantas sekali diacungi jempol. Pilihan katanya sempurna sehingga membuat bahasanya lugas dan mudah dipahami. Humor-humor lucu yang diselipkan pada beberapa dialog juga sukses membuat seseorang terpingkal-pingkal saat membacanya. Sedangkan alurnya menarik, saat membaca novel ini, pembaca seakan diajak masuk dalam cerita dan ikut merasakan perasaan para tokohnya yang memang karakternya sangat kental.
Kekurangan dari novel ini justru terletak pada covernya yang memiliki komposisi warna yang kurang menarik : dominasi ungu. Terlebih cover belakangnya terkesan seperti buku-buku lama. Sebenarnya desain cover sudah bagus dengan gambar seekor kucing, hanya saja perpaduan warnanya kurang berimbang.
Secara keseluruhan, Kitten Heels memang sangat layak untuk dibaca apalagi untuk pencinta kucing. Karena selain joke lucu, Tita juga menyelipkan catsiklopedia diawal setiap bab dalam novel ini. kisah cinta dalam novel ini pun tidak pasaran dan memiliki ide cerita yang unik, sehingga siapapun yang membaca tidak akan merasa bosan.

5 comments: