Pages

Sunday, 3 July 2016

Chocochips Cookies / Goodtime-like Cookies

Assalamualaikum!

Alhamdulillah sudah share enam resep kukis, dan ini yang terakhiiiir! Seneng deh kalau bisa share gini, terlepas dari ada tidaknya yang baca hehe. At least bermanfaat untuk saya sendiri yang malesnya naudzubillah kalau disuruh nulis resep di buku. Ya gini kalau udah backgroundnya IT, di kampus jarang nulis tangan, akhirnya lebih terbiasa dan lebih suka ketik-ketik. Jangan ditiru yaa malesnya, hehe.


Good time-like cookies!

Sengaja saya post di akhir karena ini kukis special banget buat saya. Kenapa? Karena resepnya dari saya sendiri dan bapak sukaaaaaa! Asli deh, tiada yang lebih membahagiakan daripada masakan saya disukain keluarga :”

Beberapa hari berlalu sejak bikin kukisnya, kok tiba-tiba isi toplesnya menyusut secara drastis. Saya kaget dong, karena pas pertama bikin, agak semi-failed karena cookies saya terlalu keras (walau tetep enak rasanya). Setelah saya usut, ternyata bapak ngaku sendiri sambil senyum-senyum, kalau suka nyemilin pas malam. Hahaha. Selain itu, adek saya juga doyan. Heran banget dia karena kukisnya berasa susu padahal ngga pakai susu. Tararara, emang the power of butter enak kali dek!

Ohya, kalau dari segi bentuk ngga mirip ya dengan si goodtime, hehe. Saya sih pengen miripin crunchy sama rasanya. Kalau dari tekstur, saya memang pengen yang ngga rapi-mulus gitu kukisnya. Makanya pas mencetak juga asal hehe. 

Kue Kering Kacang Mede

Assalamualaikum!

Mede atau mente atau mete atau apa sih itu sebutan resminya? Itu lah yang enak enak ituuuuh. Kacang mente/mede ini primadona banget di keluarga saya. Rasanya enak gurih, ada manis-manisnya. Intinya, enak hehe. Nah, kali ini, Ibu menyarankan saya untuk bikin kukis mede ini.


Ceritanya, tiba-tiba ada resep kue kering kacang mede di buku resep Ibu. Ibu sendiri ngga tau ini dapat darimana. Padahal tulisan tangannya tergolong baru, nah loh. Rasa kukisnya enak, gurih banget dan pas manisnya. Iyalah, bahan dasarnya aja sudah enak. Seminggu berlalu, tinggal sepertiga toples tersisa, dan seperti si choco-cheese cookies, rencananya kukis ini tidak diproduksi lagi di rumah saya untuk lebaran besok karena mentenya terbatas dan mau digoreng sama Ibu saya.

Buat saya, kukis ini agak berat diongkos, mentenya mahal, butternya mahal, abisnya cepet, sedih sih dikit heheh. Tapi untuk sesekali coba bikin dan diberikan pada orang tersayang sih no problem, senyum mereka dan kepuasan hati kita toh lebih mahal dari apapun. Ya ngga? *wink*

Choco Cheese Cookies

Assalamualaikum!

Alhamdulillah sudah sampai share resep ke lima. Tangan sudah linu-linu nih entah karena dari kemarin ikutan ibu belanja dan bawa barang berat atau karena ngetik resep hehehe.

Kali ini mau share resep choco-cheese cookies! Resep asli dari sahabat saya, Adzhani, yang istriable banget, pinter masak dan pintaaar! Halo mbak Adz, I am your biggest fans! *yakali bakal dibaca juga sama doi*


Ini kukis asli uenaaak. Fav saya dan adek. Hampir ludes dalam waktu seminggu. Masih ada satu toples kecil yang dieman-eman banget karena gak mau enaknya hilang begitu aja hehe. Sementara ibu dan bapak saya kurang suka.

Resep asli dari Adz bisa diakses disini. Sedangkan versi saya, masih sama, versi hemat! Hahaha, maaf mba Adz, aku ganti-ganti resepnya dan disesuaikan dengan budget, karena kukis yang kubikin Ramadhan kali ini banyak bangeeeet. Tapi hasilnya tetep enak koook. Ngga kebayang deh gimana kalau sahabat saya yang bikin, ugh, pasti muantap. Okedeh, saya share resep dari mbak Adz dan kasih catatan versi saya yaa!

Kue Lidah Kucing

Assalamualaikum!

Bismillah, udah mulai ngga semangat nulis, padahal masih pengen sharing empat resep lagi. Ngga pernah nulis, sekalinya nulis langsung tujuh resep. Kram jari adek bang. Tapi demi cewek-cewek calon kesayangan mas (nya masing-masing), saya rela tetep nulis resep! *Kaya pasti ada yang baca aja, hehe.*


Okeys, kali ini, share kukis yang susah-susah gampang bikinnya. Bikinnya gampang, cetaknya itu loh yang susah. Hasilnya ngga mesti bagus. Karena itu, saya cuma punya satu foto aja, dia ngga photogenic sih. Yippie…Kukis Lidah Kucing! Entah kenapa dinamakan lidah kucing, bentuknya ga mirip-mirip banget sama lidah kucing juga hahaha.

Ngomong-ngomong, kenapa saya bilang cetaknya susah? Karena sebenarnya di rumah ngga ada cetakan kukis ini. Yaiyalah, pantesan susah Sellaaaa! Heheh ^^. Karena kukis ini selalu untuk konsumsi pribadi (hampir ga pernah disuguhkan ke tamu) jadi ya ngga kebeli deh cetakannya. Walau bentuknya ngga cantik, rasanya enak, manis gurih gitu. Dan tersenyumlah untuk mbak-mbak yang efisien seperti saya *pret* karena kukis ini pakai putih teluuur! Seneng kan, hampir semua kue lebaran memakai kuning telur dan menyisakan putihnya, kali ini kita bisa manfaatkan putihnya buat bikin si lidah kucing ini. Yuuuuk!

Kue Kering Mawar (Cookies Mawar-Mawaran)

Assalamualaikum!

Uh, tumben si Sella semangat banget nulis ya hahaha. Saya mau share resep cookies kesukaan Bapak saya, keluarga sih biasa menyebutnya mawar-mawaran. Tapi nama resminya mungkin kue semprit mawar atau kue kering mawar kali ya hoho. Kukis ini manis legit dan wangi, tipikal kukis yang sebenernya saya kurang suka karena gurihnya minim. Tapi tetep enak sih rasanya.

Dari semua kukis, si mawar ini yang fotonya paling banyak loh! Dia photogenic banget, nyenengin pokoknya, apalagi saya emang dasarnya penyuka bunga hihi.



Resepnya masih sama, saya dapat dari Ibu. Kali ini masih anti ribet untuk bahannya, dan perlu telaten ketika mencetak. Sebenarnya mudah, tapi mengawalinya itu loh yang kadang susah. Pepatah bisa karena biasa berlaku banget ketika bikin kukis ini. Kalau sudah terbiasa pegang spuit dan nyetak, sambil merem aja bisa! *hehe engga ding*.

Kaastengel

Assalamualaikum!

Cookies kedua Ramadhan tahun ini, yaitu… kaastengel! Sama seperti nastar (resep disini), kaastengel juga selalu ada di rumah saya ketika lebaran dan selalu home made from miss+mrs wahyudi’s kitchen (halah).


Setiap kali baking cookies, tugas saya gak jauh-jauh dari menakar adonan-mencetak, dan selalu mengoven (ga ada yang telaten pegang oven tangkring di rumah hehe). Sedangkan untuk hiasan, selalu dipegang sama adek saya, termasuk kaastengel kali ini. That’s why kenapa kaastengel saya kejunya gak bisa santai, she loves cheese so damnly much! Haha.


Oke, diusahakan ngga banyak prolog yak karena masih banyak resep yang belum ditulis hihi. Resep kaastengel ini saya dapat dari ibu saya. Bikinnya mudah dan ngga seribet si gurih-legit nastar, dan kabar baiknya, insya Allah anti gagal (asal nurut resep sih).

Nastar

Assalamualaikum,

Hore.. Alhamdulillah bisa sambang blog lagi *setelah sekian lama ya*. Apa kabar puasanya hari ini teman-temaan? Semoga selalu dimudahkan olehNya, aamiin. Lebaran sebentar lagi nih, sudah beli kue lebaran belum? Kalau saya sih Alhamdulillah, kemarin sempat baking cookies juga. Yeay! Setelah sekian minggu ngelembur di kantor, akhirnya mulai minggu kemarin free di rumah dan bisa balas dendam nge-me-time. Hehehe.

Ramadhan kali ini saya (dan ibu dan adik) baking tujuh macam kukis loh. Tapi dua macam kukis sudah ludes termakan (dalam seminggu doang!) dan saya belum ada rencana untuk bikin lagi atas nama penghematan! Hehehehe. Sementara beberapa macam lainnya juga sudah menipis dan sudah bikin lagi kemarin.


Sesuai judul, yang akan saya review pertama adalah Ananas-tart aka nastar. Cookies yang kepopuleran dan eksistensinya tidak diragukan lagi, jadi tiap bikin kue lebaran pastilah bikin kue ini. Resepnya engga ribet, bahan mudah didapat, minusnya di cara bikin yang, uh, butuh ketelatenan ekstra (apalagi kalau dicetak yang aneh-aneh). Bikinnya agak njlimet, pas makan lahap tau-tau habis dalam sekejap. Sakitnya tuh disini (nunjuk dompet).

Resep nastar ini saya dapat dari Ibu saya, entah beliau dapat darimana karena Ibu sendiri lupa. Versi dapur rumah saya mungkin bukan yang terbaik, tapi insya Allah enaaak. Apalagi kalau pakai bahan premium macem keju dan butter yang enak (dan mahal pastinya). Ini juga sih alasan saya nggak terima PO kukis lebaran (karena kemarin banyak yang nanyain). Saya itu sungkan jual dengan harga tinggi, sementara bahan yang dipakai yang enak , dan yang enak tuh mahal hiks.


Seperti biasa, sharing kali ini saya lengkapi dengan catatan ala saya ya. Dalam beberapa kali baking nastar, aseli banyak suka duka nya, Alhamduillah artinya banyak pelajaran yang bisa diambil. Okeys, berikut resepnya.